Hipoglikemia atau gula darah rendah
adalah kondisi yang relatif jarang. Gejala-gejalanya termasuk gemetar,
lemah, pingsan, sakit kepala, kelambanan berpikir, dan kebingungan.
Gejala tersebut dapat disebabkan oleh sejumlah masalah lain, termasuk
stres. Satu-satunya cara untuk mendiagnosa hipoglikemia adalah melalui
tes toleransi glukosa – jenis tes yang sama yang digunakan untuk
mendiagnosa diabetes.
Efek Hipoglikemia
Gula darah adalah suatu jenis gula yang
ditemukan dalam darah. Memakan makanan menyebabkan kadar gula darah
meningkat. Biasanya, karena tingkat gula dalam darah meningkat, pankreas
memproduksi insulin. Insulin ini menyebabkan sel-sel tubuh menyerap
gula darah dan hasilnya adalah penurunan bertahap kadar gula darah. Pada
orang dengan hipoglikemia, tubuh memproduksi terlalu banyak insulin di
tengah keberadaan gula darah. Hal ini menyebabkan penurunan mendadak
dalam tingkat gula darah.
Mitos Tinggi Protein
Para dokter biasanya merekomendasikan
memakan makanan dengan gula-yang-dibatasi, tinggi protein sebanyak empat
kali lipat atau lebih sehari untuk membantu mengontrol hipoglikemia.
Namun terapi tersebut sebenarnya dapat mengganggu toleransi glukosa pada
pasien.1 Sumber utama protein bagi banyak individu – produk
hewani – juga tinggi lemak yang dapat memberikan kontribusi pada
perkembangan diabetes, 2,3 serta berbagai masalah kesehatan lainnya, dari penyakit jantung sampai kanker payudara.
Hipoglikemia dan Diet
Cara terbaik untuk mengontrol
hipoglikemia adalah melalui pola makan yang serupa dengan yang digunakan
untuk mengendalikan diabetes mellitus: pengurangan gula sederhana,
asupan besar karbohidrat kompleks, serta penambahan frekuensi makan.
Permen, soda, dan bahkan jus buah (dimana produsen sering mempermanisnya
dengan banyak gula) adalah tinggi gula dan harus dihindari. Makanan
yang tinggi dalam serat larut memperlambat penyerapan karbohidrat dan
membantu mencegah naik turunya kadar gula darah. Bagi beberapa orang,
buah juga dapat menjadi tambahan baik sebagai fruktosa – gula alami
dalam buah – yang tidak memerlukan insulin untuk diserap ke dalam
sel-sel tubuh.
Juga disarankan adalah peningkatan
frekuensi makan. Makan lebih dari tiga kali sehari membantu menjaga
kadar gula darah dan mencegah timbulnya gejala hipoglikemik. Menu
berikut adalah rencana makan satu hari untuk mencegah hipoglikemia.
Sarapan
• 1 cangkir (242 gr) sereal gandum utuh panas seperti oatmeal, oat bran, atau Wheetena
• 1 iris roti gandum (whole grain)
• 1 potong buah
Camilan
• 1 iris roti gandum (whole grain)
• Stick wortel dan seledri
Makan siang
• Salad dengan sayuran mentah,
kacang-kacangan (buncis, kacang merah, dll), biji bunga matahari, dan
mayones tanpa lemak, bebas susu sapi
• 1 iris roti gandum (whole brain)
• 1 potong buah
Camilan
• 4 potong biskuit (lebih bagus dari whole wheat)
• 1 potong buah
Makan malam
• 1 cangkir (195 gr) nasi (beras) merah, pasta, bulgur, atau 1 kentang panggang besar
• 1/2 cangkir (±125 gr) kacang atau tahu
• 1 sampai 2 cangkir (±275 gr) sayuran yang dimasak
Camilan
• 2 cangkir (± 60 gr) popcorn rendah lemak dan sodium
• 1 potong buah
Referensi
1. Anderson JW, Herman RH. Effects of
carbohydrate restriction on glucose tolerance of normal men and reactive
hypoglycemic patients. Am J Clin Nutr. 1975;28:748.
2. Hindsworth H. The physiological activation of insulin. Clin Sci. 1933;1:1.
3. Anderson J. Update on HCF diet results. HCF Newsletter 4: June 1982, Lexington, KY.
2. Hindsworth H. The physiological activation of insulin. Clin Sci. 1933;1:1.
3. Anderson J. Update on HCF diet results. HCF Newsletter 4: June 1982, Lexington, KY.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar