Senin, 30 April 2012

Sistem Rujukan

Sistem rujukan upaya keselamatan adalah suatu sistem jaringan fasilitas pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal-balik atas masalah yang timbul baik secara vertikal (komunikasi antara unit yang sederajat) maupun horizontal (komunikasi inti yang lebih tinggi ke unit yang lebih rendah) ke fasilitas pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau, rasional dan tidak dibatasi oleh wilayah administrasi. (Kebidanan Komunitas: hal 207)
Rujukan Pelayanan Kebidanan adalah pelayanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke sistem pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu pelayanan yang dilakukan oleh bidan sewaktu menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan yang dilakukan oleh bidan ke tempat atau fasilitas pelayanan kesehatan atau fasilitas kesehatan lain secara horizontal maupun vertical.
Tata laksana rujukan:
1. Internal antas-petugas di satu rumah
2. Antara puskesmas pembantu dan puskesmas
3. Antara masyarakat dan puskesmas
4. Antara satu puskesmas dan puskesmas lainnya
5. Antara puskesmas dan rumah sakit, laboratorium atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
6. Internal antar-bagian/unit pelayanan di dalam satu rumah sakit
7. Antar rumah sakit, laboratoruim atau fasilitas pelayanan lain dari rumah sakit
(Kebidanan Komunitas)
2.2 TUJUAN SISTEM RUJUKAN
Tujuan umum sistem rujukan adalah untuk meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelayanan kesehatan secara terpadu (Kebidanan Komunitas). Tujuan umum rujukan untuk memberikan petunjuk kepada petugas puskesmas tentang pelaksanaan rujukan medis dalam rangka menurunkan IMR dan AMR.
Tujuan khusus sistem rujukan adalah:
a. Meningkatkan kemampuan puskesmas dan peningkatannya dalam rangka menangani rujukan kasus “resiko tinggi” dan gawat darurat yang terkait dengan kematian ibu maternal dan bayi.
b. Menyeragamkan dan menyederhanakan prosedur rujukan di wilayah kerja puskesmas.
2.3 KEGIATAN DAN PEMBAGIAN DALAM SISTEM RUJUKAN
Rujukan dalam pelayanan kebidanan merupakan kegiatan pengiriman orang sakit dari unit kesehatan yang kurang lengkap ke unit yang lebih lengkap berupa rujukan kasus patologis pada kehamilan, persalinan dan nifas masuk didalamnya, pengiriman kasus masalah reproduksi lainnya seperti kasus ginekologi atau kontrasepsi yang memerlukan penanganan spesialis. Termasuk juga didalamnya pengiriman bahan laboratorium.
Jika penderita telah sembuh dan hasil laboratorium telah selesai, kembalikan dan kirimkan ke unit semula, jika perlu disertai dengan keterangan yang lengkap (surat balasan).
Rujukan informasi medis membahas secara lengkap data-data medis penderita yang dikirim dan advis rehabilitas kepada unit yang mengirim. Kemudian Bidan menjalin kerja sama dalam sistem pelaporan data-data parameter pelayanan kebidanan, terutama mengenai kematian maternal dan pranatal. Hal ini sangat berguna untuk memperoleh angka-angka secara regional dan nasional pemantauan perkembangan maupun penelitian.
Menurut tata hubungannya, sistem rujukan terdiri dari: rujukan internal dan rujukan eksternal.
• Rujukan Internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan di dalam institusi tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas (puskesmas pembantu) ke puskesmas induk.
• Rujukan Eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang pelayanan kesehatan, baik horizontal (dari puskesmas rawat jalan ke puskesmas rawat inap) maupun vertikal (dari puskesmas ke rumah sakit umum daerah).
Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari: rujukan medik dan rujukan kesehatan.
• Rujukan Medik adalah rujukan pelayanan yang terutama meliputi upaya penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Misalnya, merujuk pasien puskesmas dengan penyakit kronis (jantung koroner, hipertensi, diabetes mellitus) ke rumah sakit umum daerah. Jenis rujukan medik:
a. Transfer of patient. Konsultasi penderita untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan operatif dan lain-lain.
b. Transfer of specimen. Pengiriman bahan untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap.
c. Transfer of knowledge/personel. Pengiriman tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk meningkatkan mutu layanan pengobatan setempat. Pengiriman tenaga-tenaga ahli ke daerah untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan melalui ceramah, konsultasi penderita, diskusi kasus dan demonstrasi operasi (transfer of knowledge). Pengiriman petugas pelayanan kesehatan daerah untuk menambah pengetahuan dan keterampilan mereka ke rumah sakit yang lebih lengkap atau rumah sakit pendidikan, juga dengan mengundang tenaga medis dalam kegiatan ilmiah yang diselenggarakan tingkat provinsi atau institusi pendidikan (transfer of personel).
• Rujukan Kesehatan adalah hubungan dalam pengiriman dan pemeriksaan bahan ke fasilitas yang lebih mampu dan lengkap. Rujukan ini umumnya berkaitan dengan upaya peningkatan promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif). Contohnya, merujuk pasien dengan masalah gizi ke klinik konsultasi gizi (pojok gizi puskesmas), atau pasien dengan masalah kesehatan kerja ke klinik sanitasi puskesmas (pos Unit Kesehatan Kerja).
2.4 ALUR SISTEM RUJUKAN
Alur rujukan kasus kegawat daruratan:
1. Dari Kader
Dapat langsung merujuk ke:
a. Puskesmas pembantu
b. Pondok bersalin atau bidan di desa
c. Puskesmas rawat inap
d. Rumah sakit swasta / RS pemerintah
2. Dari Posyandu
Dapat langsung merujuk ke:
a. Puskesmas pembantu
b. Pondok bersalin atau bidan di desa
2.5 LANGKAH-LANGKAH RUJUKAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
1. Menentukan kegawatdaruratan penderita
a. Pada tingkat kader atau dukun bayi terlatih ditemukan penderita yang tidak dapat ditangani sendiri oleh keluarga atau kader/dukun bayi, maka segera dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang terdekat, oleh karena itu mereka belum tentu dapat menerapkan ke tingkat kegawatdaruratan.
b. Pada tingkat bidan desa, puskesmas pembantu dan puskesmas. Tenaga kesehatan yang ada pada fasilitas pelayanan kesehatan tersebut harus dapat menentukan tingkat kegawatdaruratan kasus yang ditemui, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya, mereka harus menentukan kasus mana yang boleh ditangani sendiri dan kasus mana yang harus dirujuk.
2. Menentukan tempat rujukan
Prinsip dalam menentukan tempat rujukan adalah fasilitas pelayanan yang mempunyai kewenangan dan terdekat termasuk fasilitas pelayanan swasta dengan tidak mengabaikan kesediaan dan kemampuan penderita.
3. Memberikan informasi kepada penderita dan keluarga
Kaji ulang rencana rujukan bersama ibu dan keluarga. Jika perlu dirujuk, siapkan dan sertakan dokumentasi tertulis semua asuhan, perawatan dan hasil penilaian (termasuk partograf) yang telah dilakukan untuk dibawa ke fasilitas rujukan. Jika ibu tidak siap dengan rujukan, lakukan konseling terhadap ibu dan keluarganya tentang rencana tersebut. Bantu mereka membuat rencana rujukan pada saat awal persalinan.
4. Mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang dituju
a. Memberitahukan bahwa akan ada penderita yang dirujuk.
b. Meminta petunjuk apa yang perlu dilakukan dalam rangka persiapan dan selama dalam perjalanan ke tempat rujukan.
c. Meminta petunjuk dan cara penangan untuk menolong penderita bila penderita tidak mungkin dikirim.
5. Persiapan penderita (BAKSOKUDO)
6. Pengiriman Penderita
7. Tindak lanjut penderita :
a. Untuk penderita yang telah dikembalikan (rawat jalan pasca penanganan)
b. Penderita yang memerlukan tindakan lanjut tapi tidak melapor harus ada tenaga kesehatan yang melakukan kunjungan rumah
2.6 RUJUKAN TERHADAP KELAINAN GINEKOLOGI
2.6.1 Asuhan yang diberikan oleh Bidan
Anamnesa
Pada anamnesa hal-hal yang perlu ditanyakan :
• Riwayat Kesehatan
Ini berhubungan dengan kebudayaan, ras, dan umur, ini berguna untuk membantu perawat mengkaji kelompok resiko terjadinya penyakit-penyakit gangguan sistem reproduksi.
Kebudayaan kepercayaan/agama sangat mempengaruhi perilaku seseorang dalam hal seksualitas, jumlah pasangan. Penggunaan kontrasepsi dan prosedur spesifik terhadap mengakhiri kehamilan.
• Riwayat Kesehatan Individu dan Keluarga
Kebiasaan sehat pasien seperti: diet, tidur dan latihan penting untuk dikaji. Pentingnya juga ditentukan apakah pasien peminum alcohol, perokok dan menggunakan obat-obat.
• Status Sosial Ekonomi
Yang perlu dikaji : tempat lahir, lingkungan, posisi dalam keluar, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, situasi financial, sumber stress, agama, aktivitas-aktifitas yang menyenangkan akan mempengaruhi kesehatan reproduksi.
• Riwayat Kesehatan Sekarang
Meliputi keluhan utama, misalnya : nyeri, perdarahan, pengeluaran cairan / sekret melalui vagina, ada massa keluhan
• Fungsi roproduksi
Nyeri yang berhubungan dengan gangguan sistem reproduksi hampir sama dengan nyeri pada gangguan system gastrointestinal dan perkemihan pasien harus menguraikan tentang : nyeri, intensitas kapan dan dimana kesediannya, durasi dan menyebabkan nyeri bertambah dan berkurang, hubungan nyeri dan menstruasi, seksual fungsi urinarius dan gastrointestinal.
Perdarahan perlu dikaji ke dalam perdarahan abnormal seperti : perdarahan pada saat kehamilan, dan setelah menopause, karakteristik perdarahan abnormal harus dikaji mencakup : terjadinya durasi, interval, dan faktor-faktor pencetus perdarahan. Kapan kejadiannya : pada siklus menstrurasi atau menopause, setelah berhubungan seksual, trauma atau setelah aktifitas juga dikaji jumlah darah, warna konsistensi dan perubahan-perubahan yang terjadi.
Pengeluaran cairan melalui vagina dapat menyebabkan infeksi berair di sekitarnya jaringan, gatal, nyeri, selanjutnya timbul rasa malu dan cemas. Perawat harus menanyakan tentang tentang jumlah, warna, konsiskensi, bau dan pengeluaran terus-menerus. Gejalanya seperti luka, perdarahan, gatal, dan nyeri pada genital.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan ini mencakup:
- Pemeriksaan fisik umum yaitu : tinggi badan, berat badan, bentuk / postur tubuh, sistem pernapasan, kardiovaskaler tingkat kesadaran
- Pemeriksaan spesifik yaitu:
• Pemeriksaan payudara
Pemeriksaan inspeksi payudara dilakukan pada pasien dengan posisi duduk.
Hal yang diperiksa : ukuran, simetris, apakah ada pembengkakan, masa retraksi, jaringan perut / bekas luka, kondisi puting susu.
• Pemeriksaan abdomen
Pemeriksaan abdomen untuk mengetahui adanya masa abdominopelvic. Massa yang dapat ditemukan pada organ reproduksi, sehingga perlu dikombinasikan riwayat kesehatan
• Pemeriksaan genetalia eksternal
Bertujuan mengkaji kesesuaian umur dengan perkembangan system reproduksi. Posisi pasien saat pemeriksaan genetalia eksternal adalah litotomi.
Kaji kondisi rambut pada simpisis pubis dan vulva, kulit dan mukosa vulva dari anterior ke posterior hal yang dikaji mencakup adanya tanda-tanda peradangan, bengkak, lesi dan pengeluaran cairan dari vagina.
• Pemeriksaan pelvic
Pemeriksaan dalam pada vagina dan serviks, pertama kali dilakukan secara manual dengan jari telunjuk, untuk menentukan lokasi seviks.
Lakukan inspeksi serviks, erosi, nodul, massa, cairan pervaginam dan perdarahan, juga lesi atau luka.
2.6.2 Asuhan yang dilakukan di Puskesmas
Pemeriksaan Laboratorium
• Tes papanicolaou’s atau pap smear
Merupakan pemeriksaan sitologi untuk deteksi adanya sel prekanker dan kanker juga untuk mendeteksi adanya gangguan virus, jamur dan parasit. Pemeriksaan sel dinding vagina juga untuk mengevaluasi fungsi hormon-hormon steroid.
2.6.3 Asuhan yang dilakukan di Rumah sakit
• Pemeriksaan laboratorium di RS
1. Pemeriksaan darah
a. Pituitary Endotropin
Pemeriksaan ini untuk menentukan tingkat kuantitatif follicle stimulating hormone (FSH), luteinizing hormone (LH) dan prolaktin kadar serum diperiksa mempergunakan metode radioimmuniassay
b. Hormon Steroid
Pemeriksaan radioimmuniassay untuk mendeteksi kadar estrogen, progesterone dan testosterone pada siklus menstruasi atau orang dewasa laki-laki.
c. Tes Serologi
Untuk mendeteksi reaksi antigen-anti bodi terhadap respon mikroorganisme seperti pada pasien sifillis, rubella dan herpes simpleks
d. VDRL (Veneral Discase Research Laboratory)
Ini digunakan untuk mendeteksi, menentukan dan memantau sifillis. Hasil pemeriksaan berbeda pada setiap tahap sifillis. Pada minggu pertama setelah timbulnya kelainan kulit hasilnya negatif dan positif sekali 1-3 minggu.
Hasil pemeriksaan VDRL dibaca dalam tingkat kualitas.
Normal disebut non reactive
Titer 1 : 8 indikasi adanya sifillis
Titer diatas 1 : 32 indikasi sifillis stage ill
e. Treponomo pallidum Immobilization (TPI) dan Fluoroscent Troponemal Antibody Absorption Test (FTA).
Pemeriksaan ini dilakukan khusus deteksi adanya : Treponema pollidron, tetapi pemeriksaan ini lebih mahal dan lama dibandingkan dengan pemeriksaan VDAL. Hasilnya dibaca positif dan negative, hasil yang (+) mungkin ditemukan lama setelah terapi.
2. Pemeriksaan Urinalis untuk hormone steroid
Pemeriksaan urine 24 jam dapat di pergunakan untuk menentukan kadar esterogen total dan pregnonodial
3. Pemeriksaan Mikroskopi
Wet Prep (Wet Smears)
Sekresi vagina dapat diambil pada awal pemeriksaan
• Tindakan Operatif
- Persiapan (Pre-Operatif)
Tindakan operasi pada sistem reproduksi wanita ada 2 jenis yaitu operasi minor dan mayor. Operasi minor bertujuan utamanya adalah untuk diagnostik sedangkan operasi mayor adalah pengangkatan satu atau lebih organ reproduksi.
a. Operasi minor mencakup : dilatasi dan kuret, biopsi serviks, konisasi serviks.
b. Operasi mayor mencakup : oocpharectomy (pengangkutan ovarium), salpectomy (pengangkutan tuba palofi), histerektomi (pengangkutan usus), histerektomi radikal (pengangkutan uterus, vagina dan parametrium) serta eksentrasi pelvic (pengangkatan pelvic dalam mencakup kandung kemih, rektosigmoid dan semua organ reproduksi).
Persiapan preoperative mencakup persiapan psikologis, pengangkatan organ reproduksi mempunyai dampak emosional yang sangat penting pada wanita. Peran perawat dan bidan adalah membantu wanita untuk eksplorasi perasaannya dan penjelasan tentang tujuan operasi, prosedur dan dampaknya sehingga membantu proses pemulihan.
Persiapan fisiologis, untuk mencegah terjadinya infeksi perlu dilakukan pembersihan pada traktus urinarius dan kolon. Hal-hal yang perlu dipersiapkan:
1. Pemberian antibiotic untuk mencegah dan mengobati infeksi
2. Pembersihan kolon mencakup : pemberian laxative, enema dan diet cair selama 24 jam.
3. Beri obat-obatan pervagina jika resiko tinggi infeksi
4. Untuk individu yang resiko thromboplebitis (varises, obesitas dan diabetes mellitus) anjurkan mempergunakan stocking penunjang, heparin dosis rendah, hentikan oral konstrasepsi 3-4 minggu sebelum operasi.
- Pemantauan Post Operasi mencakup hal-hal sebagai berikut :
1. Monitor
- Keseimbangan cairan elektrolit
- Bunyi paru dan respirasi
- Distensi abdomen
- Nyeri tungkai bawah
- Pembalut luka
- Tanda-tanda infeksi
2. Anjurkan latihan nafas setiap 2-4 jam sampai pasien aktif.
3. Beri obat-obat untuk nyeri secara teratur selama 3 hari post operasi, selanjutnya sesuai kebutuhan.
4. Untuk nyeri karena abdomen gembung (gas) beri kompres panas pada abdomen, anjurkan ambulasi
5. Cegah tromboplebilitis
6. Beri support mental terus-menerus
7. Anjurkan pasien sebagai berikut :
a. Hindari kerja berat yang menyebabkan kongesti pembuluh darah pelvic seperti: angkat barang, jalan cepat, loncat, jogging, selama 6-8 minggu post operasi.
b. Latihan aktifitas seksual post operasi
c. Resume hubungan seksual selama 4-6 minggu
d. Lapor dokter segera jika terdapat tanda-tanda tromboemboli
e. Batasi aktifitas sehari-hari
f. Kembali ke RS untuk evaluasi terhadap pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA
Safrudin, SKM, M.Kes & Hamidah, S.Pd, M.Kes. ____. Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC

Tumor Tenggorokan (Karsinoma Nasofaring)

Tumor tenggorokan (istilah medisnya karsinoma nasofaring), merupakan tumor yang timbul di daerah antara tenggorokkan bagian atas dan rongga hidung bagian belakang ( naso = hidung , faring = tenggorok ).
c7_nasopharynx
Tumor tenggorokkan merupakan tumor yang paling sering dijumpai di bidang THT.
Ada beberapa penyebab timbulnya tumor tenggorok :
  1. Ras atau bangsa tertentu ; ada beberapa ras/bangsa tertentu yang mempunyai kecenderungan timbulnya tumor tenggorok.  Umumnya timbul pada daerah Cina daratan.
  2. Makanan ; dibeberapa penelitian dikatakan bahwa makanan yang diawetkan ( dengan pengasapan/pengasinan ) dan memakai pengawet ( seperti MSG ), yang dikonsumsi untuk jangka waktu yang lama.
  3. Virus ; di dalam penelitian virus yang dapat menyebabkan tumor tenggorok namanya virus epstein-bar
  4. Keturunan ; ada beberapa riwayat keluarga yang menderita tumor tenggorok.
Tanda dan gejala yang umum timbul pada tumor tenggorok adalah adanya gangguan di hidung ( tersumbat dan mimisan ringan ), gangguan di telinga ( telinga terasa penuh ), benjolan di leher ( mulai dari keci lalu membesar kadang hal ini sering ditemukan sebagai gejala yang pertama ).
100320081137
Disamping itu harus dilakukan pemeriksaan pada daerah tenggorokkan ( secara langsung ).   Saat ini alat pemeriksaan sudah cukup baik dengan memakai endoskopi ( istilah medisnya nasofaringoskopi ) dan dilakukan biopsi tumor ( pada daerah yang dicurigai ) untuk mengetahui jenis tumornya ( karena akan berkaitan dengan cara pengobatannya ).
Disamping itu juga dilakukan pemeriksaan dengan foto CT Scan Tenggorok ( Nasofaring ), untuk melihat sampai sejauh mana perkembangan tumornya.  Juga dapat dilakukan pemeriksaan darah khusus ( antibodi ) terhadap virus tumor tenggorok ( nama medisnya pemeriksaan Imunoglobulin ( Ig ), IgA anti EA dan Ig anti VCA ).
Pengobatan akan lebih mempunyai keberhasilan yang besar jika tumor dapat diketahui secara dini dan pada saat kondisi badan masih fit.
Pengobatan pada umumnya adalah dilakukan penyinaran pada tumornya ( istilahnya Radiotherapi ) dan juga dengan penyuntikan obat tumor ( istilahnya Kemotherapi ).

Kamis, 26 April 2012

Diabetes Mellitus: Obat Terbaru Tidak Lebih Baik

Kalau obat terbaru lebih bermanfaat,  orang rela membayar lebih mahal untuk mendapatkannya. Namun, apabila manfaatnya tak beda jauh dari obat lama - tetapi resiko efek sampingnya lebih besar, tentulah wajar kalau obat lama  kembali dilirikmetformin.jpg. Hal ini dialami obat diabetes  yang sudah ada versi generiknya, Metformin. Setelah beberapa tahun "dikalahkan" oleh sebagian dokter dan pasien diabetes AS karena dianggap sebagai  obat ketinggalan zaman, obat ini terangkat kembali pamornya. 

    Diabetes adalah penyakit yang banyak menyita isi kantong pasien diabetes Amerika Serikat. Dalam 6 tahun terakhir, tak kurang dari 12,5 milyar dolar yang dihabiskan warga AS untuk mengobati penyakit diabetes. Dana ini selalu meningkat dari tahun ke tahun, akibat budaya dokter AS yang suka meninggalkan obat lama bila ada obat  paten baru yang beredar. Memang, tak kurang dari  6 golongan baru obat diabetes telah memasuki pasaran AS sejak 1995 (glycosidase inhibitors, meglitinides, thiazolidinediones, glucagon-like peptide analogues, amylin analogues, dan dipeptidyl-peptidase IV inhibitors). 
     Diperkirakan  24 juta warga AS (8 persen dari populasi) mengidap diabetes Tipe 2, yang bila tidak terkontrol dapat menyebabkan gagal ginjal, kebutaan dan penyakit jantung.
  
    Pamor Metformin kini naik daun lagi, karena beberapa penelitian akhir-akhir ini membuktikan metformin  punya kelebihan dibandingkan  beberapa obat  Diabetes lebih baru. Lihatlah hasil penelitian terhadap obat-obat  Type 2 Diabetes yang diumumkan majalah Archives of Internal Medicines terbitan 27 Oct 2008 (Arch Intern Med. 2008;168(19):2070-2080). Menurut penelitian Elizabeth Selvin dkk, Metformin punya daya proteksi yang lebih baik bagi pasien dalam menurunkan angka kematian yang berkaitan dengan penyakit jantung koroner yang sering menyertai penyakit diabetes type 2, sedangkan rosiglitazone (Avandia, obat relatif baru yang jauh lebih mahal) tidak menghasilkan manfaat serupa. Di samping itu,  thiazolidinediones, dan meglitinides, sama baiknya dengan metformin dalam mengurangi resiko kematian akibat serangan jantung yang menyertai penderita diabetes tipe 2.
       Khusus untuk rosiglitazoneavandia1.jpg(avandia), obat diabetes buatan Glaxo yang sempat menjanjikan sebagai obat pilihan pertama untuk mengobati diabetes mellitus , kini mulai dijauhi, mengingat efek sampingnya yang amat serius: kerusakan hati dan serangan jantung. Laporan masyarakat mengenai efek samping avandia meningkat 3 kali  setelah majalah medis kondang , New England Journal of Medicine, melaporkan penelitian mengenai obat andalan pabrik GlaxoSmithKline ini pada Mei 2007. Dan beberapa hari lalu,  30 Oktober 2008, lembaga konsumen di AS, Public Citizen, telah melayangkan petisi kepada FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan AS), yang meminta obat ini di larang saja peredarannya. Alasan selengkapnya dapat kita lihat di website lembaga tersebut,  www.citizen.org/
Karena itu, betul juga ucapan Dr. David Nathan, Kepala Bagian Diabetes  dari  Massachusetts General Hospital di Boston yang amat perduli terhadap kenyataan ini: " Apabila anda dapat mengontrol kadar gula dengan obat murah yang punya kelebihan dan paling sedikit efek sampingnya dibandingkan  obat diabetes yang ada, apakah bijak memilih obat yang lain?"

**            Rosiglitazone juga beredar di Indonesia, yang terdapat pada obat avandia, avandamet (kombinasi dengan metformin) dan avandaryl (kombinasi dengan glimepiride)

Gambaran Pengetahuan Pasien Dengan Anemia Tentang Kebutuhan Nutrisi Dalam Meningkatkan Haemoglobin Darah

Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah (Doenges,1999). Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002).
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2006).
Fungsi darah adalah membawa makanan dan oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan oksigen pun akan kurang. Akibatnya dapat menghambat kerja organ-organ penting, Salah satunya otak. Otak terdiri dari 2,5 miliar sel bioneuron. Jika kapasitasnya kurang, maka otak akan seperti komputer yang memorinya lemah, Lambat menangkap. Dan kalau sudah rusak, tidak bisa diperbaiki (Sjaifoellah, 1998). Anemia terjadi pada saat berkurangnya kemampuan butir-butir darah untuk membawa oksigen karena adanya defisiensi dari butir darah merah untuk mengangkut oksigen oleh salah satu komponennya yaitu haemoglobin. Kurangnya unsur besi dalam asupan makanan atau terjadinya kehilangann darah atau mengalami pendarahan dalam tubuh adalah dua hal yang menjadi penyebab utama kasus anemia.Studi ini dilakukan mulai tahun 2001 sampai 2004 di mana dalam rentang waktu tersebut terjadi 1983 kematian dan 7278 kasus hospitalisasi (dirawat di rumah sakit), Dr. Bruce F ( 2004 ).
Sel darah merah membawa haemoglobin dalam sirkulasi. Sel darah merah berbentuk piring atau biconcave, pada mamalia sel darah merah tidak bernukleus kecuali pada awal dan pada hewan-hewan tertentu. Sel darah merah pada unggas mempunyai nukleus dan berbentuk elips. Sel darah merah terdiri dari air (65%), Hb (33%), dan sisanya terdiri dari sel stroma, lemak, mineral, vitamin, dan bahan organik lainnya dan ion K (Kusumawati, 2004).
Haemoglobin merupakan zat padat dalam sel darah merah yang menyebabkan warna merah. Dibanding sel-sel lain dalam jaringan sel darah merah kurang mengandung air. Lipid yang terdapat pada sel darah merah ialah stromatin, lipoprotein, dan eliminin. Beberapa enzim yang terdapat dalam eritrosit antara lain anhidrase karbohidrat, peptidase, kolinesterase dan enzim pada sistem glikolisis (Poedjiadi,1994).
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum tulang atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum-sum tulang dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, inuasi tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Makanan merupakan masasalah yang paling utama di jumpai pada penderita anemia akibat kurang gizi, kondisi kurang gizi tanpa disadari karena gejala yang muncul hampir tak terlihat hal tersebut telah jatuh dalam kondisi  gizi  buruk dan anemia  (Depkes,2003). Gizi yang baik akan berperan dalam upaya penurunan prosentase timbulnya penyakit dan meningkatkan haemoglobin darah serta menekan angka kematian. Masalah fisiologis seperti terjadi gangguan pencernaan, penurunan sensitivitas  indera perasa dan penciuman, malabsorpsi  nutrisi serta beberapa  kemunduran fisik lainya, perubahan ini akan mempengaruhi kondisi seseorang dari aspek psikologis dan fisiologis (Emma Wirakusumah, 2002).
Gejala klinis yang muncul merefleksikan gangguan fungsi dari berbagai sistem dalam tubuh antara lain penurunan kinerja fisik, gangguan neurologik (syaraf) yang dimanifestasikan dalam perubahan perilaku, anorexia (badan kurus kerempeng), pica, serta perkembangan kognitif yang abnormal pada anak. Sering pula terjadi abnormalitas pertumbuhan, gangguan fungsi epitel, dan berkurangnya keasaman lambung. Cara mudah mengenal anemia dengan 5L, yakni lemah, letih, lesu, lelah, lalai. Kalau muncul 5 gejala ini, bisa dipastikan seseorang terkena anemia. Gejala lain adalah munculnya sklera (warna pucat pada bagian kelopak mata bawah).
Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung(Sjaifoellah, 1998).
Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya, penderita anemia akan mudah terkena infeksi. Gampang batuk-pilek, gampang flu, atau gampang terkena infeksi saluran napas, jantung juga menjadi gampang lelah, karena harus memompa darah lebih kuat. Pada kasus ibu hamil dengan anemia, jika lambat ditangani dan berkelanjutan dapat menyebabkan kematian, dan berisiko bagi janin. Selain bayi lahir dengan berat badan rendah, anemia bisa juga mengganggu perkembangan organ-organ tubuh, termasuk otak (Sjaifoellah, 1998).
Gejala-gejala umum yang sering dijumpai pada pasien anemia antara lain : pucat, lemah, cepat lelah, keringat dingin, takikardi, hypotensi, palpitasi. (Barbara C. Long, 1996). Takipnea (saat latihan fisik), perubahan kulit dan mukosa (pada anemia defisiensi Fe).  Anorexia, diare, ikterik sering dijumpai pada pasien anemia pernisiosa (Arif Mansjoer, 2001).
Dalam laporan yang dimuat di jurnal kedokteran, Culleton dan rekan menggunakan informasi yang diperoleh dari database Calgary, untuk menyelidiki hubungan antara anemia, perawatan di rumah sakit dan dan kematian pada lebih dari 17 ribu pasien usia 66 tahun atau lebih. Studi ini dilakukan mulai tahun 2001 sampai 2004 di mana dalam rentang waktu tersebut terjadi 1983 kematian dan 7278 kasus hospitalisasi (dirawat di rumah sakit), dr.Bruce F ( 2004 ). Sementara angka kematian rata-rata adalah kelipatan lima kali jauh lebih tinggi di antara golongan lansia yang mengidap anemia. Hasil temuan tersebut sama pada pasien anemia dengan kisaran usia diatas 80 tahun yang juga disertakan dalam analisa ini..
Berdasarkan angka statistik angka anemia tingkat anemia……?
Dari hasil penelusuran peneliti di rumah sakit umum cut nyak dhien meulaboh bahwa klien dengan anemia yang mendapatkan rawatan di ruang rawat inap rumah sakit umum cut nyak dhien meulaboh jarang mendapatkan informasi yang jelas dari perawat tentang kebutuhan nutrisi dalam meningkatkan haemoglobin darah karena pola nutrisi yang tepat akan lebih cepat menyembuhkan klien selain obat – obatan, nutrisi yang tepat akan meningkatkan kemampuan klien dalam melaksanakan aktifitas sehari – hari.
Dari data yang di peroleh bahwa anemia pada tingkat nasional mencapai 35% dari jumlah penduduk Indonesia, dan untuk tingkat propinsi aceh mencap 4,2% dari jumlah penduduk, sedangkan di Ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Cutnyak Dhien Meulaboh mencapai 12% dari jumlah pasien 1206 orang pasien di rawat dengan diagnosis Anemia.

Definisi dan Pengertian Darah

Darah

 Definisi dan Pengertian DarahDarah berasal dari kata “haima”, yang berasal dari akar kata hemo atau hemato. Merupakan suatu cairan yang berada di dalam tubuh, ia berfungsi mengalirkan oksigen ke seluruh jaringan tubuh, mengirimkan nutrisi yang dibutuhkan sel-sel, dan menjadi benteng pertahanan terhadap virus dan infeksi.
A. Komposisi
Darah terdiri dari 45% korpuskula dan 55% plasma darah.
Korpuskula sendiri terdiri dari :
Sel darah merah (eritrosit) sebesar 99%, mengandung hemoglobin yang berfungsi mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga menjadi penentu golongan darah seseorang. Jika kandungan sel darah merah seseorang sangat kurang, ia dikatakan anemia.
Trombosit (keping-keping darah), kandungannya berkisar antara 0,6 dan 1,0 %.
Fungsi trombosit adalah membantu proses pembekuan darah.
Sel darah putih (leukosit), berjumlah 0,2% dari total darah.
Tugas leukosit adalah menjaga sistem imunitas tubuh dan membunuh virus atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh.
B. Plasma Darah, terdiri dari :
  • Albumin
  • Bahan pembeku darah
  • Immunoglobin (antibodi)
  • Hormon
  • Berbagai protein dan garam
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu yang mencerminkan perbedaan suatu perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Darah manusia dibedakan menjadi empat macam; A, B, AB, dan O yang masing-masing memiliki karakteriktik berbeda.
C. Penyakit yang berhubungan dengan darah :
  1. Anemia : Kekurangan kadar eritrosit di dalam darah.
  2. Leukimia : Penyakit ini disebabkan jumlah produksi sel darah putih meningkat sehingga memakan sel darah merah.
  3. Hemofilia : Ini terjadi jika sel darah tidak mampu untuk membeku jika terjadi luka. Biasanya terjadi karena kelainan pada genetika seseorang.
  4. Thalasemia
  5. Tekanan darah tinggi
D. Cara mencegah penyakit yang berkaitan dengan darah :
Melakukan diet dengan mengonsumsi makanan bergizi tinggi dan sehat. Hindari makanan yang memicu terjadinya penyakit berkaitan dengan darah.
Melakukan cek darah setiap enam bulan sekali untuk memastikan kesehatan darah kita.
Hidup seimbang dan selalu mematuhi norma. Hindari stres dan menciptakan suasana batin yang kondusif untuk hidup sehat.
Jauhi penggunaan narkoba. Alat suntik yang biasa digunakan seorang pecandu sangat rentan untuk menularkan berbagai penyakit yang menyerang stabilitas darah.
E. Diet berdasarkan golongan darah :
  1. Golongan Darah O
    Karakter: penuh semangat dan pantang menyerah
    Masalah berkaitan dengan darah: diabetes mellitus, pencernaan, sakit pinggang, obesitas, kolesterol, penyakit jantung, dan kanker.
    Diet: Makanan tinggi protein dan kurangi karbohidrat.
  2. Golongan Darah A
    Karakter : Rasa tanggung jawab yang besar dan memiliki rasa kasih sayang.
    Masalah berkaitan dengan darah : cepat naik darah, sakit jantung, obesitas.
    Diet : Makanan berkarbohidrat tinggi dan kurangi lemak
  3. Golongan Darah B
    Karakter : Adaptif dan suka hal-hal berbau analisis
    Masalah berkaitan dengan darah : kerusakan sistem syaraf, insomnia, sakit kepala dan migren, hepatitis, obesitas, penyakit jantung
    Diet : Susu dan produk tenusu
  4. Golongan Darah AB
    Karakter : cerdik dan penyabar
    Masalah berkaitan dengan darah : pencernaan, sakit jantung, masalah saluran darah, kanker, obesitas
    Diet : Disesuaikan dengan kondisi tubuh. Sebenarnya orang dengan golongan ini amat fleksibel dan mampu menyesuaikan diri dengan aneka makanan.

Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gagal Nafas

I. PENGERTIAN

  • Gagal nafas adalah ketidakmampuan sistem pernafasan untuk mempertahankan oksigenasi darah normal (PaO2), eliminasi karbon dioksida (PaCO2) dan pH yang adekuat disebabkanoleh masalah ventilasi difusi atau perfusi (Susan Martin T, 1997)
  • Gagal nafas adalah kegagalan sistem pernafasan untuk mempertahankan pertukaran oksigen dankarbondioksida dalam jumlah yangdapat mengakibatkan gangguan pada kehidupan (RS Jantung “Harapan Kita”, 2001)
  • Gagal nafas terjadi bilamana pertukaran oksigen terhadap karbondioksida dalam paru-paru tidak dapat memelihara laju komsumsioksigen dan pembentukan karbon dioksida dalam sel-sel tubuh. Sehingga menyebabkan tegangan oksigen kurang dari 50 mmHg (Hipoksemia) dan peningkatan tekanan karbondioksida lebih besar dari 45 mmHg (hiperkapnia). (Brunner & Sudarth, 2001)

II. PATOFISIOLOGI

Gagal nafas ada dua macam yaitu gagal nafas akut dan gagal nafas kronik dimana masing masing mempunyai pengertian yang bebrbeda. Gagal nafas akut adalah gagal nafas yang timbul pada pasien yang parunyanormal secara struktural maupun fungsional sebelum awitan penyakit timbul. Sedangkan gagal nafas kronik adalah terjadi pada pasien dengan penyakit paru kronik seperti bronkitis kronik, emfisema dan penyakit paru hitam (penyakit penambang batubara).Pasien mengalalmi toleransi terhadap hipoksia dan hiperkapnia yang memburuk secara bertahap. Setelah gagal nafas akut biasanya paru-paru kembali kekeasaan asalnya. Pada gagal nafas kronik struktur paru alami kerusakan yang ireversibel.
Indikator gagal nafas telah frekuensi pernafasan dan kapasitas vital, frekuensi penapasan normal ialah 16-20 x/mnt. Bila lebih dari20x/mnt tindakan yang dilakukan memberi bantuan ventilator karena “kerja pernafasan” menjadi tinggi sehingga timbul kelelahan. Kapasitasvital adalah ukuran ventilasi (normal 10-20 ml/kg).
Gagal nafas penyebab terpenting adalah ventilasi yang tidak adekuatdimana terjadi obstruksi jalan nafas atas. Pusat pernafasan yang mengendalikan pernapasan terletak di bawah batang otak (pons dan medulla). Pada kasus pasien dengan anestesi, cidera kepala, stroke, tumor otak, ensefalitis, meningitis, hipoksia dan hiperkapnia mempunyai kemampuan menekan pusat pernafasan. Sehingga pernafasan menjadi lambat dan dangkal. Pada periode postoperatif dengan anestesi bisa terjadi pernafasan tidak adekuat karena terdapat agen menekan pernafasan denganefek yang dikeluarkanatau dengan meningkatkan efek dari analgetik opiood. Pnemonia atau dengan penyakit paru-paru dapat mengarah ke gagal nafas akut.

Senin, 16 April 2012

Profil Umum Puskesmas Rapak Mahang Tahun 2011


a.  Data Luas Wilayah, Jarak dan Waktu Tempuh ke Puskesmas, Jumlah Rumah dan KK Per Kelurahan Tahun 2011
No
Kelurahan
Luas
Wilayah
(Km2)

Jumlah Penduduk

Jumlah
Rumah


Jumlah
KK

Jumlah RT
Jarak Ke
Puskesmas
(Km)
Waktu
Tempuh Ke
Puskesmas
(Menit)
1
Timbau
1.345
12.909
2.637
2.785
24
1
3
2
Melayu
900
15.817
3.229
3.393
40
3
10
3
Bukit Biru
1.000
4.617
1.115
1.125
20
2
15
4
Jahab
25.300
4.314
811
826
16
7
25
JUMLAH
28.545
37.657
7.792
8.129
100
-
-
      Sumber Data: Kantor Camat Tenggarong


 b. Data Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Per Kelurahan di Wilayah Puskesmas Rapak Mahang Tahun 2011

No

Kelurahan
Jumlah
Penduduk
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Laki-laki
(%)
Perempuan
(%)
1.
Timbau
12.909
6.668
51,65
6.241
48,34
2.
Melayu
15.817
8.433
53,31
7.384
46,68
3.
Bukit Biru
4.617
2.449
53,04
2.168
46,95
4.
Jahab
4.314
2.276
52,75
2.038
47,24
JUMLAH
37.657
19.826
52,64
17.831
47,35
Sumber Data: Kantor Camat Tenggarong



c.    Data Jumlah Sasaran Program Per Kelurahan di Puskesmas Rapak Mahang Tahun 2011

No

Kelurahan
Sasaran Program
Bayi
0-11 bln
Balita
1-4 th
WUS
PUS
Bumil
Bulin
Bufas
Usila
1
Timbau
244
1.016
3.753
2.401
268
256
244
602
2
Melayu
299
1.249
4.642
2.941
329
314
299
737
3
Bukit Biru
88
364
1.352
858
97
92
88
216
4
Jahab
81
341
1.261
802
89
85
81
201
Jumlah
712
2.970
11.008
7.002
783
748
712
1.756
Sumber data: Pemegang Program Puskesmas Rapak Mahang



dData Jumlah TK, Sekolah, dan Panti Asuhan Per Kelurahan di Wilayah Puskesmas Rapak Mahang Tahun 2011
No
Kelurahan
TK
SD/MI
SLTP/MTs
SLTA/MA
Panti Asuhan
1
Timbau
3
5
1
5
1
2
Melayu
5
6
5
2
1
3
Bukit Biru
1
4
2
1
0
4
Jahab
0
2
1
0
0
Jumlah
9
17
9
8
2
            Sumber Data : Kantor Dinas Pendidikan dan Puskesmas Rapak Mahang





e.    Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Per Kelurahan di Wilayah Puskesmas Rapak Mahang Tahun 2011
NO
KELURAHAN
JUMLAH PENDUDUK
JUMLAH PENDUDUK
LAKI-LAKI (TAHUN)
 PEREMPUAN (TAHUN)
0
1-4
5-14
15-44
45-59
60+
JUMLAH
0
1-4
5-14
15-44
45-59
60+
JUMLAH
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
1
Timbau
12.909
138
565
1.384
3.363
897
321
6.668
106
451
1.259
3.371
773
281
6.241
2
Melayu
15.817
174
715
1.750
4.254
1.134
406
8.433
125
534
1.490
3.991
913
331
7.384
3
Bukit Biru
4.617
51
207
507
1.237
329
118
2.449
37
157
438
1.170
268
98
2.168
4
Jahab
4.314
47
193
472
1.147
306
111
2.276
34
148
410
1.100
256
90
2.038
JUMLAH
37.657
410
1.680
4.113
10.001
2.666
956
19.826
302
1.290
3.597
9.632
2.210
800
17.831
         


f.   Jumlah KK, KK Miskin dan Persentase KK Miskin Per Kelurahan Tahun 2011

No

Kelurahan

Jumlah KK

Jumlah KK Miskin

Persentase (%)
1
Timbau
2.785
231
8,29
2
Melayu
3.393
350
10,31
3
Bukit Biru
1.125
173
15,37
4
Jahab
826
200
24,21
Jumlah
8.129
954
11,73
 Sumber Data: Kantor Camat Tenggarong 


g.   Jumlah, Status Kepegawaian, Kebutuhan dan Perjenis Tenaga Kesehatan Puskesmas Rapak Mahang Tahun 2012

No
Jenis Tenaga
Jumlah
Yang Ada
Status
Jumlah
Kekurangan
L
P
Jml
PNS
THL
Puskesmas Induk
1
Dokter Umum
1
3
4
3
1

2
Dokter Gigi

1
1
1

1
3
Apoteker

1
1
1


4
S2 Kesehatan Masyarakat
1
1
2
2


5
S1 Kesehatan Masyarakat
3
5
8
7
1

6
D3 Keperawatan

8
8
8


7
D4 Kebidanan

1
1
1


8
D3 Kebidanan 

4
4
2
2

9
D1 Kebidanan

3
3
3


10
D3 Kesehatan Lingkungan

1
1

1

11
Perawat SPK
1
2
3
2
1

12
Perawat Gigi (SPRG)

1
1
1

1
13
Analis Laboratorium

2
2
1
1

14
Asisten Apoteker
1
1
2

2

15
Pekarya Kesehatan
2
3
5
5


16
S1 Non Kesehatan
2
1
3
1
2

17
D3 Kimia

1
1

1

18
Adminkes SLTA/SMK
3
5
8
3
5

19
Sopir / Motoris
1

1
1


20
Cleaning Service
1
1
2

2









Puskesmas Pembantu Bukit Biru
1
SKM

1
1
1


2
Perawat SPK

1
1
1


3
D4 Kebidanan

1
1
1


4
D3 Kebidanan

1
1
1


4
Adminkes

2
2
2










Puskesmas Pembantu Jahab
1
D3 Kebidanan

2
2
2


2
D3 Keperawatan

1
1

1

3
Adminkes
1
1
2
1
1


JUMLAH
17
58
75
54
21
2
Sumber data: Bagian Kepegawaian Puskesmas Rapak Mahang (april 2012)