Pada mulanya usus buntu dianggap sebagai organ tambahan yang tak mempunyai fungsi. Penyakit ini pada umumnya dikarenakan infeksi bakteri, tetapi faktornya ada beberapa kemungkinan yang belum diketahui dengan pasti. Di antaranya faktor penyumbatan pada lapisan saluran appendiks oleh timbunan tinja yang keras, hyperplasia jaringan limfoid, penyakit cacing, benda asing dalam tubuh, parasit, cancer primer dan striktur. Gejala usus tergantung pada tingkat penyakit tersebut :
1. Gejala Usus Buntu Akut
Dalam kondisi tersebut tubuh akan timbul panas tinggi, mual/muntah, nyeri perut kanan bawah, buat berjalan jadi sakit sehingga agak terbongkok, akan tetapi tidak semua penderita akan menunjukkan gejala seperti ini, bisa juga hanya bersifat meriang, atau mual/muntah saja.
2. Gejala Usus Buntu Kronik
Pada tingkatan ini gejala yang timbul sedikit mirip dengan sakit maag dimana terjadi nyeri samar di daerah sekitar pusar dan terkadang demam yang hilang timbul. Seringkali disertai dengan rasa mual, bahkan kadang muntah, kemudian nyeri itu akan berpindah ke perut kanan bawah dengan tanda-tanda yang khas pada apendisitis akut yaitu nyeri pd titik Mc Burney (istilah kesehatannya).
Rasa nyeri akan tergantung pada arah posisi/letak usus buntu terhadap usus besar. Apabila ujung usus buntu menyentuh saluran kencing ureter, rasa nyeri akan sama dengan sensasi nyeri kolik saluran kemih, dan mungkin ada gangguan berkemih. Bila posisi usus buntu ke belakang, rasa nyeri muncul pada pemeriksaan tusuk dubur atau tusuk vagina. Pada posisi usus buntu yang lain, rasa nyeri mungkin tidak spesifik begitu.
Apabila penyakitnya sudah terjadi lama, perlu dilakukan pemeriksaan Apendikogram. Pasien akan disuruh minum cairan seperti susu yang merupakan zat kontras. Dalam 24 jam kemudian dilakukan pemotretan dengan alat rontgen. Dengan pemeriksaan yang lengkap dan anamnesis yang lengkap kita dapat menghilangkan penyakit yang juga mungkin terjadi pada perut sebelah kanan bawah .

Berdasarkan data Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) yang dilakukan oleh BPS (Badan Pusat Statistik) pada tahun 2001 & 2004 didapatkan kenaikan pada jumlah perokok baik dewasa maupun anak-anak di Indonesia. Dimana kenaikan berarti terjadi pada perokok perempuan (baik dewasa ataupun remaja) serta anak-anak. Pada tahun 2001 jumlah perokok perempuan dewasa di Indonesia adalah 1,3 % yang kemudian pada tahun 2004 angka tersebut naik menjadi 4,5 % (naik 3,5x) kemudian untuk perempuan remaja (usia 15-19 tahun) pada tahun 2001 sebanyak 0,2 % naik menjadi 1,9 % pada tahun 2004 (naik 9,5x). Untuk perokok anak-anak sendiri (usia 5-9 tahun) pada tahun 2001 sebesar 0,4 % naik menjadi 1,8 % pada tahun 2004 (naik > 4x).
Salah satu penyebab kenapa perokok baru terus bertambah adalah karena gencarnya iklan rokok yang beredar di masyarakat, ditambah dengan adanya image yang dibentuk oleh iklan rokok tersebut sehingga terlihat seakan orang yang merokok adalah orang yang sukses & tangguh yang dapat melalui rintangan apapun.