Hampir dalam setiap produk makanan, gula tambahan
sering digunakan sebagai pemanis untuk produk makanan yang bersangkutan.
High Fructose Corn Syrup (HFCS) atau sirup jagung fruktosa tinggi
adalah salah satu contoh gula tambahan yang sering terdapat pada label
nutrisi kemasan makanan.
Di Amerika high fructose corn syrup sudah digunakan sejak akhir tahun
70’ an dan 80’ an. Produk ini digunakan secara luas dalam kemasan
makanan seperti minuman bersoda, sereal, biskuit dan berbagai makanan
olahan lainnya.
High fructose corn syrup merupakan campuran dari fruktosa dan glukosa
cair dengan kapasitas penggunaan yang lebih stabil dan lebih murah
daripada gula tebu, sehingga banyak produsen makanan yang menggunakan high fructose corn syrup sebagai gula tambahan dalam produk mereka.
Dalam beberapa tahun terakhir pemerintah Amerika Serikat menganggap
bahwa sirup jagung fruktosa tinggi merupakan penyebab dari permasalahan
kesehatan yang mengganggu di AS seperti kasus obesitas pada anak-anak
dan dewasa, diabetes, dan berbagai masalah kesehatan lain.
Penelitian yang dilakukan University of California dan Oxford
University menunjukkan bahwa penggunaan gula jagung (HFCS) sebagai bahan
pemanis makanan olahan dan softdrink berpengaruh para kenaikan jumlah
kasus penyakit diabetes tipe 2 seperti yang dimuat dalam dimuat Jurnal
Global Public Health.
Setelah dilakukan penelitian di 42 negara, para peneliti
menyimpulkan bahwa peningkatan kasus diabetes rata-rata 20% lebih
tinggi pada negara yang menggunakan HFCS sebagai pemanis, dibandingkan
negara-negara yang tidak menggunakan HFCS.
Michael I. Goran, MD , salah satu peneliti dari Institut Penelitian
Diabetes dan Obesitas di Amerika menyatakan, “HFCS merupakan salah satu
jenis gula yang dapat menyebabkan masalah kesehatan dalam skala global.
Hasil dari penelitian ini menambah referensi ilmiah yang mengindikasikan
konsumsi HFCS dapat berakibat buruk bagi kesehatan, dan lebih berbahaya
daripada gula alami.”
Kandungan fruktosa tinggi yang terkandung dalam HFCS membuat tubuh
rentan sekali terhadap penimbunan lemak. Ini terjadi karena perbedaan
tubuh dalam mencerna fruktosa dan glukosa, sehingga dapat meningkatkan
risiko obesitas.
Goran memprediksi jika pada 2030 nanti jumlah orang di dunia
mengonsumsi HFSC tidak mengalami penurunan, maka diperkirakan sebanyak 8% penduduk dunia akan berisiko meninggal akibat penyakit diabetes
tipe 2.
Oleh karena itu, agar terhindar dari obesitas dan penyakit diabetes,
sebaiknya kurangi segala bentuk penggunaan pemanis buatan secara
berlebihan yang ada dalam minuman ataupun makanan ringan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar