Mulai dari Radang Tenggorokan, Kolesterol Tinggi, dan Penyakit Degeneratif
Nangka, singkong, ubi, dan pisang
sebenarnya produk alam yang sehat. Namun, bahan makanan yang sehat bisa
menjadi tidak sehat bila diolah dengan cara digoreng. Menggoreng makanan
bisa membentuk asam lemak trans (Trans Fatty Acid atau TFA) yang dapat
merusak dan menyumbat pembuluh darah.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga
menjelaskan dalam situsnya bahwa makanan yang kaya karbohidrat atau
tepung yang mengalami penggorengan atau proses pemasakan dengan suhu
yang tinggi dapat merangsang pembentukan senyawa karsinogenik yang
menjadi pemicu kanker, yaitu akrilamida. Dosis TERTENTU akrilamida juga
beracun bagi sistem saraf manusia.
Jajanan gorengan yang tinggi lemak trans
juga akan membuat seseorang rentan terserang batuk dan memperlambat
pengosongan lambung. Lemak trans akan merangsang tenggorokan dan
membuatnya gatal sehingga mudah terserang batuk, bahkan menyebabkan
radang amandel.
Gorengan juga tidak baik bagi penderita
maag, karena dengan adanya lemak trans, lambung akan cepat terisi tapi
lebih lambat dicerna, alhasil seseorang akan merasa sudah kenyang dan
tidak akan cepat lapar padahal baru makan dalam porsi sedikit. Hal ini
membuat kerja lambung akan terganggu.
“Banyak orang yang tidak tahu bahwa
kebiasaan makanan gorengan adalah makanan yang memiliki risiko tinggi
bagi kesehatan dan menjadi pemicu penyakit degeneratif,” ujar ahli
penyakit dalam RSU dr Soetomo Surabaya, Prof Dr dr Yogiantoro SpPD-KGEH
saat berbincang-bincang kepada detiksurabaya.com, Jumat (11/4/2008).
Penyakit degenarif itu antara lain,
penyakit diabetes mellitus, kardiovaskular, serta stroke. Satu makanan
gorengan, setara dengan tiga potong jenis makanan gorengan lauk dan lima
potong makanan selingan atau dua potong lauk dan delapan potong makanan
selingan.
Prof Yogi menjelaskan, pola makan makanan
yang serba instan saat ini memang sangat digemari sebagian masyarakat
perkotaan. Gorengan dan jenis makanan murah meriah lain kini juga mudah
didapat karena banyak dijual di pinggir jalan.
.
Bahaya Minyak Jelantah untuk Menggoreng Jajanan
Kadang kita temui gorengan yang dijual di
pinggir-pinggir jalan maupun tempat favorit kita memiliki warna yang
hitam tidak seperti biasanya, bahkan saat dipegangpun teksturnya keras,
dan itu adalah tanda-tanda bahwa gorengan yang akan anda beli
bermasalah. warna hitam yang kadang kita temui di gorengan tersebut
adalah hasil penggorengan dari minyak yang sudah dipakai berulang kali
atau kita lebih akrab menyebutnya dengan minyak jelantah.
Kualitas minyak jelantah menurun dari
minyak goreng baru. Minyak jelantah mengeluarkan kandungan polimer yang
dapat terserap dalam makanan berupa asam lemak trans. Dan dalam minyak
jelantah terdapat zat radikal bebas,seperti peroksida dan epioksida yang
mutagen dan karsinogen sehingga berisiko terhadap kesehatan manusia.
seperti gangguan peroksida pada minyak bekas yang menyebabkan pemanasan
suhu tinggi yang mengganggu kesehatan yang berhubungan metabolisme
kolesterol.
.
Bahaya Kertas Bekas Pembungkus Gorengan
Kertas bekas seperti koran, majalah, atau
kertas yang sudah tercampur tinta sangat berbahaya bagi tubuh manusia
karena di dalam tinta terdapat timbal yang bersifat racun. ”Bila terkena
panas atau minyak gorengan, tinta dapat larut dalam makanan”, ungkap M
Ali Bata Harahap.
Bila tertelan, paparan timbal yang
dikonsumsi BERULANG dalam jangka lama meski dalam jumlah sedikit dapat
menyebabkan akumulasi dalam jaringan tubuh, yaitu pada tulang gigi,
hingga ke otak, dan dapat pula menimbulkan efek pada ginjal, hati,
darah, saraf, alat reproduksi, dan endokrin dari sistem kekebalan tubuh.
”Tahap awal dari keracunan timbal ditunjukkan dengan kehilangan nafsu
makan dan kehilangan berat badan “.
Gorengan yang telah tercemar timbal
apabila dimakan dapat menyebaban rasa terbakar pada mulut dan
kerongkongan, pengeluaran air liur secara berlebihan, sakit perut
disertai rasa mulas yang hebat, muntah, diare dengan tinja berwarna
hitam, berdarah, susah buang air besar, merasa kelelahan, gangguan
tidur, gelisah, lekas marah, gangguan ginjal, gangguan otak dengan
penglihatan, kesemutan, kejang hingga mengalami kelumpuhan. ”Kematian
dapat terjadi akibat gagal jantung”.
.
Dampaknya Lebih Cepat Terlihat Dibandingkan Merokok
Anda sebenarnya juga bisa membuktikan
sendiri mengenai bahaya jajanan gorengan ini, tanpa harus menunggu riset
orang lain. Anda bisa memperhatikan bahwa seseorang yang biasa merokok 1
bungkus per harinya tidak akan memperlihatkan masalah kesehatan jika
merokok selama 7 hari berturut-turut. Namun, coba Anda belikan dan minta
seorang perokok untuk mengkonsumsi jajanan gorengan sebanyak 200 gram
selama 7 hari berturut-turut. Tidak sampai 7 hari, orang tersebut akan
sakit tenggorokan dan batuk-batuk.
Hal ini tidak hanya berlaku bagi perokok,
tapi juga bagi KEBANYAKAN (tidak semua) orang jika konsumsi jajanan
gorengan secara berturut-turut lebih dari 5 hari.
Tapi ingat, ini bukan berarti bahwa rokok
itu tidak berbahaya. Rokok tetap membahayakan kesehatan diri sendiri
dan orang lain yang menghirup asap rokok. Namun, dampak negatifnya akan
lebih cepat terlihat pada jajanan gorengan dibandingkan merokok.
.
Banyak orang sangat suka dengan jajanan
gorengan, termasuk kita sering mengkonsumsinya. Jajanan ini ada banyak macamnya, yaitu tahu isi
goreng, pisang goreng, singkong goreng, ubi goreng, nangka goreng, dll.
Jajanan gorengan adalah camilan khas rakyat Indonesia. Namun dari segi
medis, jajanan gorengan juga bisa disebut sebagai junk food-nya Indonesia.
Kok bisa disebut junk food? Apa yang
salah dengan jajanan gorengan? Untuk bisa tahu jawabannya, saya ajak
Anda untuk menyimak beberapa penjelasan berikut
Sikap Kita Seharusnya Setelah Mengetahui Faktanya
Dalam artikel ini saya tidak menganjurkan
Anda stop makan jajanan gorengan serta mendemo para penjual jajanan
gorengan. Saya menuliskannya supaya kita semua waspada dan mengambil
sikap yang bijaksana, sehingga terhindar dari resiko penyakit radang
tenggorokan, kolesterol tinggi, sakit jantung, bahkan kanker.
Biasanya ada beberapa penjual gorengan
yang bertindak curang, dengan menambahkan plastik atau sedotan plastik
pada saat menggoreng. Tindakan seperti ini mereka lakukan dengan tujuan
agar gorengan tetap crispy. Anda bisa membuktikan sendiri
dengan mempraktekkannya di rumah. Buat gorengan yang dicampur dengan
sedotan plastik dan gorengan yang tidak dicampur dengan sedotan plastik,
lalu diamkan beberapa jam. Setelah itu Anda bisa melihat, gorengan yang
dicampur dengan sedotan plastik akan tetap terlihat crispy sementara yang lain akan terlihat melempem.
Menggoreng sendiri jajanan gorengan
adalah langkah yang lebih baik, namun jangan lupa untuk memakai minyak
kelapa atau minyak baru.
Dalam meniriskan gorengan, sebaiknya Anda menggunakan tisu dapur atau bahan penyerap lain yang dapat kontak dengan makanan (food grade).
Hindari meniriskan gorengan dengan menggunakan kertas koran atau kertas
lainnya yang bertinta, karena tinta mengandung timbal dan akan mudah
menempel pada makanan berminyak.
Bagi Anda yang dalam kondisi sehat,
JARANG dan sedikit makan jajanan gorengan tidak akan membawa masalah
kesehatan, karena tubuh Anda punya kesempatan untuk menetralisir dan
membuang efek negatif jajanan gorengan. Namun, jika Anda sedang sakit
atau sensitif terhadap jajanan gorengan, alangkah lebih bijak jika
menghindarinya sama sekali.
Tiap orang memiliki metabolisme dan daya
tahan yang berbeda-beda. “Dengarkanlah” respon tubuh Anda ketika
mengkonsumsi jajanan gorengan. Dari sana Anda akan tahu apa perlu
mengurangi konsumsi jajanan gorengan atau bahkan menghindarinya sama
sekali.
Albanasirun Anharis, SKM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar