Rokok sudah sejak lama diketahui berakibat buruk bagi kesehatan, mulai
dari impotensi, cacat janin hingga penyakit jantung dan paru-paru.
Meskipun demikian, jumlah perokok di Indonesia terus meningkat, terutama
di kalangan remaja dan pelajar. Padahal pada remaja, merokok dapat
mempercepat kerusakan pembuluh darah.
Kerusakan pembuluh darah
ini disebut aterosklerosis, yaitu terjadinya pengerasan dan penyempitan
pembuluh darah yang berisiko memicu stroke, serangan jantung dan
hipertensi. Setelah menjadi perokok aktif, struktur pembuluh darah
arteri dengan singkat mengalami perubahan bentuk.
Dalam pertemuan European Society of Cardiology
di Munich, Jerman, peneliti membeberkan temuannya bahwa penyempitan
arteri sudah terdeteksi pada perokok muda berusia 8 - 20 tahun. Asap
tembakau menyebabkan ketebalan pembuluh darah bertambah 0,043 milimeter
dibandingkan remaja yang bukan perokok.
"Temuan ini tetap
konsisten setelah menyesuaikan faktor orangtua perokok. Artinya, risiko
ini tidak dipengaruhi oleh riwayat merokok dan penyakit orangtua.
Semakin sering merokok, semakin besar penyempitan arteri dan penebalan
pembuluh darah yang terjadi pada remaja," kata peneliti, Julia Dratva
dari Swiss Tropical and Public Health Institute seperti dilansir Science Daily, Minggu (26/8/2012).
Temuan dr Dratva ini didasarkan pada penelitian di Swiss bernama Study on Air Pollution And Lung and Heart Disease In Adults (SAPALDIA).
Dalam penelitian yang difokuskan terhadap remaja, peneliti menyelidiki
risiko penyakit jantung dan pembuluh darah terhadap 351 orang anak
peserta SAPALDIA yang berusia 8 -20 tahun.
Sebanyak 288 anak
menjalani pemeriksaan klinis standar seperti antropometri, tekanan
darah, USG CIMT serta tes darah untuk mengetahui risiko penyakit jantung
dan pembuluh darah. Peserta melaporkan aktivitas fisiknya, kebiasaan
merokok dan paparan asap rokok. Rata-rata remaja dalam penelitian telah
merokok selama 2,3 tahun sampai 4,3 tahun.
Sebanyak 11% peserta
dengan rata-rata usia 15 tahun adalah perokok aktif harian dan 53% di
antaranya adalah wanita. Sebanyak 31% peserta terpapar asap rokok hingga
10 tahun. Sampai saat ini, sebanyak 25% peserta masih terpapar asap
rokok dari orangtuanya.
Sebanyak 3% remaja dalam penelitian
mengalami obesitas dan 13% kelebihan berat badan. Sebanyak 60% peserta
mengaku jarang melakukan aktivitas berat atau berolahraga. Pada 22%
peserta ditemukan riwayat penyakit jantung dan pembuluh darah pada
orangtua atau faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar